Pusat Informasi Pembangunan Wilayah (PIPW) LPPM Universitas Sebelas Maret melaksanakan kegiatan pengabdian di Kawasan Stadion Manahan, Kota Surakarta, pada Minggu, 6 Juli 2025. Kegiatan pengabdian yang dilakukan tersebut berupa forum diskusi yang dikemas dalam bentuk walking tour berkolaborasi dengan Komunitas Jejak Kota, mengangkat tema Peningkatan Kesadaran Masyarakat terhadap Keberlanjutan Ruang Publik di Kota Surakarta. Tujuan dari kegiatanini adalah untuk memahami persepsi stakeholder terhadap ruang publik dan menggali masukan bagi perencanaan ruang publik Kota Surakarta yang ramah, aman, dan berkeadilan.

Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 50 peserta dari berbagai unsur stakeholder kota yang terdiri dari Organisasi Perangkat Daerah Kota Surakarta (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Riset dan Inovasi Daerah, Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang, Dinas Lingkungan Hidup; Dinas Perhubungan, Dinas Koperasi, UKM, dan Perindustrian, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Pemuda dan Olahraga, Kecamatan Laweyan, serta Kecamatan Jebres), komunitas (Koalisi Pejalan Kaki; Transport for Solo; Kampung Iklim Kauman; Kota Kita; Trans.id; Dog Meat Free Indonesia; Joli Jolan; Pedestrian Jogja; Relawan Gesit, ACIL), peer group PIPW, juga Jejak Kota.

Peserta walking tour dibagi ke dalam empat kelompok kecil dengan fasilitator, berjalan kaki di kawasan Stadion Manahan, merasakan langsung pengalaman ruang publik. Walking tour dimulai dari titik Shelter PKL Manahan, melalui pos 1 Patung Ir. Soekarno, pos 2 Plaza GOR Indoor Manahan, dan berakhir di Warteg Bolodewe. Pada pos 1, tiap kelompok mendiskusikan transformasi ruang yang terjadi pada kawasan Stadion Manahan dan Shelter Manahan. Hasil diskusi setiap kelompok mengarah pada kesimpulan bahwa transformasi ruang kawasan Stadion Manahan sudah dapat memfasilitasi beragam pengguna secara inklusif. Peserta memberikan masukan-masukan terkait perlunya peningkatan fasilitas, seperti tempat sampah, signage, papan informasi, dan juga penggunaan ikon budaya khas Kota Surakarta sebagai elemen desain ruang kawasan.

Pada pos 2, peserta mendisukusikan Plaza GOR Indoor Manahan yang merupakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik yang direvitalisasi di kawasan. Hasil diskusi setiap kelompok menyatakan bahwa Plaza GOR Indoor Manahan sudah sangat baik dimanfaatkan untuk fungsi ekologis maupun sosial. Di samping sudah berfungsi dengan baik, terdapat beberapa catatan yang masih perlu dibenahi, seperti kantong parkir dan toilet umum yang masih belum tersedia di sekitar kawasan.

Pos terakhir bertempat di Warteg Bolodewe, menjadi tempat puncak diskusi para peserta. Pada sesi ini, seluruh peserta berkumpul. Narasumber dari Koalisi Pejalan Kaki, Abiyyi Yahya Hakim, memantik diksusi dan berbagi pengalaman mengenai pentingnya kesadaran masyarakat terhadap ruang publik berkelanjutan.

Acara ini diharapkan menjadi salah satu langkah kolaborasi lebih lanjut antara PIPW dan stakeholder Kota Surakarta untu Kota Surakarta yang lebih baik, inklusif, dan berkelanjutan.